Minggu, 06 Maret 2016

OJK RAGUKAN SPIN OFF UUS BPD

Perbankan Syariah


















Menurut ketentuan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah, bank-bank umum konvensional yang memiliki unit usaha syariah wajib memisahkan UUSnya paling lambat di tahun 2023. Menurut data statistik perbankan syariah yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Desember 2015 ada total 34 (tiga puluh empat) bank syariah (diluar BPRS) yang beroperasi di Indonesia, yaitu :

   1.    Bank Muamalat Indonesia
   2.    Bank Victoria Syariah
   3.    BRI Syariah
   4.    BPD Jawa Barat Banten Syariah
   5.    BNI Syariah
   6.    Bank Syariah Mandiri
   7.    Bank Syariah Mega Indonesia
   8.    Bank Panin Syariah
   9.    Bank Bukopin Syariah
  10.  BCA Syariah
  11.  Maybank Syariah Indonesia
  12.  BTPN Syariah
  13.  UUS Bank Danamon
  14. UUS Bank Permata
  15. UUS BII
  16. UUS CIMB Niaga
  17. UUS OCBC NISP
  18. UUS Bank BTN
  19. UUS Bank Sinarmas
  20. UUS BPD DKI
  21. UUS BPD DIY
  22. UUS BPD Jawa Tengah
  23. UUS BPD Jawa Timur
  24. UUS BPD Jambi
  25. UUS BPD Aceh
  26. UUS BPD Sumatera Utara
  27. UUS BPD Sumatera Barat
  28. UUS BPD Riau Kepri
  29. UUS BPD Sumsel Babel
  30. UUS BPD Kalimantan Selatan
  31. UUS BPD Kalimantan Barat
  32. UUS BPD Kalimantan Timur
  33. UUS BPD Sulselbar
  34. UUS BPD NTB

Dari 34 bank syariah tersebut, 22 (dua puluh dua) diantaranya merupakan unit usaha syariah (UUS). Dari 22 UUS tersebut, 15 (lima belas) diantaranya adalah UUS BPD.

Untuk UUS Bank konvensional selain BPD nampaknya tidak menemui hambatan untuk melakukan spin off unit syariahnya mengingat syarat modal minimal untuk UUS yang di-spin off dari induknya adalah Rp. 500 Miliar, relatif kecil bagi bank konvensional selain BPD tersebut. Jika tidak secara organik, bank konvensional tinggal mengakuisisi bank konvensional lainnya untuk dikonversi menjadi bank umum syariah (BUS). Apalagi dari 12 (dua belas) BUS yang ada saat ini, hanya 2 (dua) BUS yang konversi secara organik, yang lainnya merupakan akuisisi bank lain kecuali Bank Muamalat yang memang didirikan awalnya sebagai bank syariah.

Namun tidak demikian halnya dengan BPD. Sebagian BPD memiliki modal minim sehingga akan mengalami kesulitan manakala memisahkan unit syariahnya. Beberapa BPD sudah menyatakan niatnya untuk menyegerakan pemisahan unit syariahnya. Di tahun 2016 ini setidaknya ada 3 (tiga) BPD yang dikabarkan siap melakukan spin off UUS-nya menjadi BUS. Ketiga BPD tersebut adalah BPD Jatim, BPD Jateng dan BPD DKI. Khusus BPD Aceh akan mengkonversi dirinya menjadi bank syariah. BPD Riau Kepri mengatakan akan melakukan spin off di tahun 2017 yang akan datang.

Namun rencana spin off UUS BPD ini diragukan oleh OJK. Hingga akhir 2015 belum ada dokumen yang masuk kepada OJK. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat diperlukan beberapa tahapan yang harus dilewati terlebih dahulu. Paling tidak ada 2 (dua) tahap yang dilakukan, yaitu tahap persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank umum syariah dan tahap pemberian izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha setelah persiapan selesai dilakukan.

Jika BPD BPD bermodal kecil tidak bisa memisahkan UUS-nya hingga batas waktu yang ditentukan, UUS tersebut terancam ditutup. Rencana spin off UUS wajib dibuat dengan komitmen tinggi, baik dari bank induk maupun dari para pemegang saham yang notabene pada BPD adalah gubernur, bupati dan walikota serta anggota DPRD yang berperan dalam menyetujui perda penyertaan modal pada BPD.

1 komentar:

  1. apakah 2 bank yang dimaksud "konversi secara organik" di makalah ini? moon penjelasannya

    BalasHapus

Link Banner

PERBANKAN

REVIEW

KASUS BISNIS

HALAL CORNER

KAJIAN MUSLIM

RENUNGAN

SEJARAH NUSANTARA

SEJARAH INDONESIA

SEJARAH DUNIA

EDITORIAL

DESTINASI INDONESIA

DESTINASI MANCANEGARA