Rabu, 09 Maret 2016

SUKARNO DAN WANITA (4) - Kartini Manoppo

Di luar kisah dan intrik yang terjadi pada Sukarno dalam perjalanan politiknya, sang presiden juga punya petulangan cinta yang seru untuk diikuti. Tidak tanggung-tanggung, Sukarno punya sembilan orang wanita yang ia persunting sebagai istri. Kharisma dan serta rayuan-rayuan mautnya sukses membuat wanita-wanita ini jatuh hati kepada sosok Sukarno. Mereka pun ikut mewarnai kehidupan Sukarno, baik secara personal, maupun secara politis.


Basuki Abdullah, salah satu maestro lukis Indonesia, merupakan salah satu pelukis kesayangan Bung Karno. Banyak karya-karyanya menghiasi dinding-dinding Istana Negara. Dari lukisan Basuki Abdullah juga Bung Karno pertama kali bertemu seorang wanita bernama Kartini Manoppo. Kartini Manoppo sebetulnya berprofesi sebagai pramugari di maskapai penerbangan Indonesia, yakni Garuda Indonesia. Semenjak saat itu, setiap kali Sukarno melawat ke luar negeri, Kartini pasti ikut serta dalam rombongan kepresidenan. Kartini yang terlahir dari keluarga bangsawan Bolaang Mongondow, menutup rapat-rapat pernikahannya dengan Sukarno, jadi tidak banyak yang bisa diketahui dari pernikahan keduanya. Dari pernikahan ini, Sukarno dikarunai seorang putra bernama Totok Suryawan Sukarno, yang lahir di Jerman.




 
(Jasmerah #001) 





RASULULLAH TAKUT AKAN GERHANA TAPI UMATNYA MALAH MENYEPELEKAN


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Ketika Madinah terjadi gerhana matahari, ketahuilah bahwa Rasulullah merasa takut dan segera mengajak umat Islam untuk shalat di mesjid. Meskipun beliau adalah manusia yang paling mengetahui segala sesuatunya [ lewat ijin Allah ] tapi Rasulullah tidak menunjukkan sikap yang tenang ketika terjadi gerhana.

Sebaliknya, Rasulullah malah waspada. Beliau takut dan khawatir akan terjadi kiamat. Lihatlah, sungguh berbeda dengan sikap umat [ Islam ] sekarang ini. Merasa teknologi sudah demikian canggihnya, sehingga menganggap peristitwa gerhana [ matahari atau bulan ] adalah sebuah peristiwa alam ‘biasa’ yang tidak perlu disikapi apapun. Jika Rasulullah takut, umatnya malah gembira. Jika Rasulullah waspada, umatnya malah sibuk berencana foto selfie. Jika Rasulullah khawatir akan terjadi kiamat, umatnya malah larut dalam rencana pesta gemerlap.

Astagfirullah

Akan jadi apakah umat ini jika sikap Rasulullah tidak menjadi teladan bagi kita? Janganlah kita merasa sok lebih pintar, sok lebih hebat, lebih canggih ketimbang jaman Rasulullah. Meskipun jaman Rasulullah belum ada satelit luar angkasa, belum ada teropong bintang, bahkan belum ada mobil. Tapi ketahuilah, ilmu yang dimiliki Rasululah adalah yang paling luas, dalam dan lengkap yang pernah dimiliki oleh manusia.

Kita hanya tahu peristiwa gerhana matahari hanya dalam perspektif ilmu pengetahuan. Tapi apa kandungan peristiwa dibalik semua itu, kita buta sama sekali. Kita tidak punya ilmu sedikitpun untuk menyingkap tabir dibalik peristiwa gerhana yang terjadi di tahun 2016 ini. Mengapa gerhana tidak terjadi tahun sebelumnya, atau mengapa tidak 4 tahun lagi ? Jawabannya bukan hanya persoalan science. Tapi sesungguhnya ada sesuatu yang menyelimuti hal itu, yang tidak kita ketahui. Ada ‘suatu pesan’ yang hendak disampaikan Allah Ta’ala dari peristiwa gerhana ini.

Sesuatu yang menyelimuti itulah yang diketahui oleh Rasulullah, sehingga beliau merasa khawatir, takut dan waspada. Dan sebagai solusi dari ketakutan beliau, Rasulullah melakukan shalat kusuf.

Sungguh, Nabi Takut Akan Gerhana

عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ

Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah tanda tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba hambaNya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdoa dan memohon ampun kepada Allah.”

An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. Beliau rahimahullah menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat. Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu, padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam adalah hamba yang paling dicintai Allah.

Lalu mengapa kita hanya melewati fenomena semacam ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat.

Siapa yang tahu peristiwa ini ternyata adalah tanda datangnya bencana atau adzab ? Atau tanda semakin dekatnya hari kiamat, misalnya dengan semakin lemahnya tembok yang mengukung Ya’juj dan Ma’juj ? Atau akan semakin keringlah sungai Eufrat di Iraq ? Sesungguhnya ada ‘pesan’ apakah yang hendak disampaikan Allah Ta’ala dari peristiwa gerhana ini ?

Tidak patutlah umat Nabi Muhammad menyambut gerhana [ matahari atau bulan ] dengan suka cita. Karena tuntunan Rasulullah menyuruh kita untuk menghadapi gerhana dengan mempertebal keimanan, dan terus menerus berzikir mengingat Allah. Kita tidak tahu bencana apa sesungguhnya yang tengah menanti kita, tapi kita pasrahkan semuanya kepada Allah Ta’la. Perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya. Dan bukannya malah berpikir untuk foto selfie atau mengagumi peristiwa gerhana itu sendiri.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)


Wallahu a’lam bishowab

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ



#BelajarShirah


Selasa, 08 Maret 2016

KESULTANAN OTTOMAN (1)



Dalam bahasa Turki Utsmaniyah, kesultanan ini disebut Devlet-i 'Aliyye-yi 'Osmaniyye atau Osmanli Devleti. Dalam bahasa Turki Modern, kesultanan ini dikenal dengan sebutan Osmanli Devleti atau Osmanli Imparatorlugu. Di sejumlah literatur barat, nama "Ottoman" dan "Turkey" sering dipakai. Ketika kesultanan runtuh pada tahun 1924, nama Turki dipakai sebagai nama resmi.


Sama seperti kebanyakan kekaisaran-kekaisaran besar dunia, Kesultanan Ottoman memulai perjalanan sejarahnya dari latar belakang sederhana. Bangsa Turki bermigrasi ke daerah Anatolia dari timur dan membentuk beberapa negara kecil bawahan Kesultanan Seljuk Rum yang disebut beylik. Beylik-beylik ini memiliki peran sebagai lini depan dalam perang panjang antara Seljuk dan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). Kesultanan Seljuk mengalami kemunduran pasca kekalahannya di Pertempuran Köse Dağ melawan Mongol pada tahun 1243. Kekalahan ini menyebabkan Kesultanan Seljuk Rum menjadi vassal dari Mongol. Perlahan, para sultan-sultan Seljuk pun mulai kehilangan kekuatan, sementara beylik-beylik di bawah pengawasan Mongol mulai mengumpulkan kekuatan. Yang terkuat di antara beylik-beylik ini adalah Karamanid dan Germiyanid yang terletak di daerah tengah Anatolia.

Osman, kepala suku Kayi dan pemimpin beylik di Söğüt, Anatolia bagian barat memerdekakan diri dari Kesultanan Seljuk Rum pada tahun 1299. Tirai sejarah Ottoman pun kini dibuka. Perlahan, kekuatan kecil ini akan berevolusi secara bertahap menjadi salah satu negara adidaya yang banyak berpengaruh dalam sejarah dunia.

Di bawah pemerintahan Osman I, Orhan, Murad I, Bayezid I, Kesultanan Ottoman memulai perjalanannya dengan menyerap beylik-beylik tetangga. Pertempuran dengan Bizantium pun tak terelakkan. Ottoman pun menyerang kota-kota milik Bizantium di Anatolia. Dengan jatuhnya Galipoli pada tahun 1354, jalan menuju Eropa kini terbuka lebar. Ekspansi menuju daerah Balkan akhirnya dimulai. Serbia, Bulgaria dan negara-negara Balkan lain pun menambah daftar panjang musuh-musuh Ottoman.
Osman I
Negara-negara Balkan dan Bizantium bisa bernafas lega untuk sementara pada saat Timurlenk sang penakluk terlibat konflik dengan Ottoman. Kedua kekuatan bertemu dalam Pertempuran Ankara pada tanggal 20 Juli 1402. Ottoman kalah telak. Bahkan Sultan Bayezid I menjadi tahanan perang. Anak-anak Bayezid I, Suleiman Çelebi, İsa Çelebi, Mehmed Çelebi, dan Musa Çelebi pun memperebutkan tahta yang kosong semenjak absennya sang ayah. Ottoman pun terpecah-pecah.

Setelah konflik berkepanjangan, Mehmed Çelebi menyatukan kesultanan kembali pada tahun 1413. Ia naik tahta sebagai Sultan Mehmed I. Daerah-daerah yang dikuasai Ottoman di Balkan berhasil direbut saat perang saudara terjadi, namun di bawah komando penerus Mehmed I, yakni Murad II, daerah-daerah tersebut berhasil dikembalikan.

Penerus Murad II, Mehmed II akhirnya menancapkan paku terakhir untuk menutup peti mati Bizantium. Jatuhnya caput mundi Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 oleh pasukan besar Ottoman pun menandai perubahan besar dunia. Benteng terbesar Kekristenan kini telah jatuh ke tangan Ottoman. Dalam waktu seabad, bangsa nomadic telah menjadi negara ekspansionis yang mengerikan dan tak terbendung. Banyak filosofis dan cendikiawan dari Konstantinopel pun melarikan diri ke barat, dan membakar semangat Renaisans di Eropa. Sejak penaklukan Konstantinopel, Mehmed II pun dikenal dengan nama julukan Fatih, yang berarti Sang Penakluk.
Mehmed II
Sultan Mehmed II pun melanjutkan ekspansinya. Ia berhasil menaklukkan Serbia, Yunani, Bosnia dan Moldavia, serta menyatukan seluruh Asia Minor di bawah kekuasaan Ottoman sebelum wafat di tahun 1481. Ia meninggalkan sebuah kekaisaran yang berdiri dengan gagah di dua benua. Ibukota Ottoman pun dipindahkan ke Konstantinopel. Di bawah pemerintahannya pula, Istana Topkapi dibangun, dan budaya dan peradaban Turki berkembang pesat. Di bawah penerus Mehmed II, Bayezid II, konflik terbuka dengan Kesultanan Mameluk, penguasa Mesir dan Persia Safawiyah pun dimulai. Hubungan Ottoman dengan Republik Venesia pun semakin memanas. Akhir pemerintahan Bayezid II ditandai dengan gejolak internal. Ahmet dan Selim, anak-anak Bayezid II bertarung untuk memperebutkan gelar Sultan. Selim yang dibeking oleh para Janissary pun keluar sebagai pemenang dan memaksa ayahnya untuk turun tahta.

Sultan Selim I berhasil memperluas kekuasaan Ottoman secara ekstensif ke timur dan selatan. Ia berhasil mengalahkan Mameluk, dan menguasai Suriah, Lebanon dan Mesir serta mengamankan posisi Ottoman di timur dengan mengalahkan Dinasti Safawiyah. Ia juga sultan pertama Ottoman yang dianugrahi gelar kalifah.

Penerus Selim I, Suleiman I, atau biasa dikenal dengan julukan Suleiman yang Luar Biasa menandai titik kejayaan tertinggi dalam sejarah Ottoman. Di bawah kepemimpinannya, ekspansi Ottoman semakin menusuk masuk ke Eropa sebelum akhirnya dipukul mundur di Wina, Austria. Sebagian besar Afrika Utara, dari Tunisia hingga Algeria pun dikuasai dan angkatan laut Ottoman mendominasi daerah Mediterania dan Laut Merah. Memiliki musuh yang sama, yakni Wangsa Habsburg, Ottoman pun terlibat aliansi dengan Prancis, yang akan menjadi sekutu tradisionalnya dalam dunia politik Eropa. Suleiman I juga seorang administrator yang handal. Ia meratifikasi hukum yang akan dipakai oleh Kesultanan Ottoman sampai akhir sejarahnya, sehingga membuatnya juga dikenal dengan julukan “Sang Pemberi Hukum”.
Suleiman I
Wafatnya Sultan Suleiman I di tahun 1566 menandai awal dari stagnansi panjang Kesultanan Ottoman. Kesultanan tidak akan mencapai kejayaan yang sama lagi seperti pada pemerintahan Suleiman I. Kendati berstatus sebagai negara adidaya, sultan-sultan yang memerintah lemah dan tidak kompeten, sementara para valide sultan (ibu sultan) secara de facto memegang kekuasaan tertinggi atas kesultanan selama hampir 130 tahun. Kekalahan di Lepanto pada tahun 1571 menjadi pukulan serius untuk reputasi angkatan laut Ottoman yang selama ini dianggap invincible. Satu per satu kekalahan pun mulai menyusul setelahnya, menunjukkan dengan jelas semakin berkurangnya kapabilitas angkatan perang Ottoman. Sementara itu, pasukan elit kesultanan, janissary mulai menyadari arti penting keberadaan mereka dan kekuasaan yang mereka miliki. Mereka pun mulai menuntut hak-hak berlebih dari sultan yang memerintah, dan kerap ikut campur dalam urusan politik.

Di bawah pemerintahan Sultan Murad IV yang berkuasa dari tahun 1623-1640 berhasil merestorasi kewibawaan kesultanan dengan menguasai Azerbaijan, dan Irak serta menginvasi Mesopotamia. Sayangnya, ia meninggal di usia yang relatif muda, yakni 27 tahun, dan digantikan oleh Sultan Ibrahim, saudaranya yang tidak waras. Ibrahim nantinya akan dikudeta oleh para janissary dan ulama. Ia dibunuh dan digantikan oleh anaknya, Mehmed IV yang baru berusia 7 tahun.


#Jasmerah 003

SUKARNO DAN WANITA (3) - Hartini

Di luar kisah dan intrik yang terjadi pada Sukarno dalam perjalanan politiknya, sang presiden juga punya petulangan cinta yang seru untuk diikuti. Tidak tanggung-tanggung, Sukarno punya sembilan orang wanita yang ia persunting sebagai istri. Kharisma dan serta rayuan-rayuan mautnya sukses membuat wanita-wanita ini jatuh hati kepada sosok Sukarno. Mereka pun ikut mewarnai kehidupan Sukarno, baik secara personal, maupun secara politis.

Tahun 1953 di kota sejuk Salatiga, Sukarno yang sedang melakukan kunjungan ke Jawa Tengah dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) singgah di kota kecil nan sejuk, Salatiga yang terletak dikaki gunung Merbabu. Disana ternyata sang Presiden bertemu dengan wanita yang kelak akan mengisi hari-harinya. Hartini, itulah nama wanita yang membuat Sukarno kepincut.

Hartini pada waktu itu sedang membantu ibu-ibu lainnya didapur kediaman walikota Salatiga untuk menyiapkan penganan bagi Presiden dan rombongan. Hartini yang merasa percaya diri dengan sayur lodehnya pun mempersiapkan sayur lodeh untuk disuguhkan bersama masakan lainnya kepada Presiden dan rombongan. Presiden yang selesai berpidato di Lapangan Tamansari pun lanjut singgah di kediaman walikota Salatiga untuk menikmati jamuan makan siang. Bung Karno yang merupakan orang jawa memang penggemar sayur lodeh begitu terkesan dengan dengan sayur lodeh yang dimakannya, Bung Karno kemudian mempertanyakan siapa yang memasak sayur lodeh itu.

Didorong oleh teman-temannya Hartini pun maju untuk menemui sang Presiden. Bung Karno yang mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Hartini pun seperti kagum terhadap kecantikan hartini yang berwajah lembut dan berkulit kuning langsat. Dari sanalah titik awal perkenalan Sukarno dan Hartini. Kembali ke Jakarta ternyata Sukarno masih belum bisa melupakan Hartini. Maka berkirim suratlah Sukarno kepada Hartini, beginilah isinya “Tuhan telah mempertemukan kita tien, dan aku mencintaimu. Ini adalah takdir”. Tak selesai sampai disitu telegram-telegram lainnya pun menyusul surat pertama itu. Srihani begitulah Sukarno memberikan nama sandi terhadap Hartini, sedangkan Sukarno sendiri “memanggil” dirinya sebagai Srihana. Setahun setelah pertemuan pertama mereka, keduanya bertemu kembali di kawasan Candi Prambanan. Sukarno yang sudah mengutarakan keinginannya untuk menikahi Hartini membuat hati Hartini gundah-gulana. Hartini sendiri adalah seorang janda beranak lima, sedangkan Sukarno sendiri adalah seorang presiden Indonesia yang juga sudah beristri. Tak kuasa menolak pinangan sang Presiden, Hartini pun menerima pinangan Sukarno dengan syarat Sukarno tidak menceraikan istri pertamanya yaitu Fatmawati.

Ya, dalem bersedia menjadi isteri Nandalem (Ya, saya bersedia menjadi isteri tuan), tapi dengan syarat, Ibu Fat tetap first lady, saya isteri kedua. Saya tidak mau Ibu Fat diceraikan, karena kami sama-sama wanita.” Akhirnya keduanya pun menikah di Istana Cipanas tahun 1954. Berbeda dengan Fatmawati, Hartini lebih banyak terjun didalam politik dan berperan sebagai ibu negara. Hartini mengikuti Sukarno dalam berbagai diplomasi dari luar negeri, dan bertemu dengan figur seperti Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko dari Jepang, Raja Norodum Sihanouk dari Kamboja dan tokoh revolusi Vietnam, Ho Chi Minh. 

Akan tetapi masa-masa bahagia Hartini dan Sukarno pun menemui akhirnya. Masuk ke tahun 1960-an, kekuasaan dan popularitas Sukarno semakin memudar. PKI mulai berkembang dan puncaknya setelah terjadi peristiwa GESTOK (atau lebih dikenal dengan G30S/PKI –red). Lima bulan setelah kejadian mengerikan yang mengakibatkan kematian 6 perwira militer tinggi Indonesia dan beberapa korban lainnya, Sukarno pun lengser dan Suharto naik jadi Presiden Indonesia. Sukarno kemudian “diasingkan” di Wisma Yasso. Ketika inilah orang bisa melihat kekuatan cinta Hartini untuk Sukarno yang sedemikian besar. Meskipun pada waktu itu Sukarno sudah menikah beberapa kali lagi, Hartini tetap teguh untuk menemani Bung Karno hingga akhir hayatnya. 


(Jasmerah #001) 





KISAH SUKSES TRANSFORMASI BANK NTB


Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam beberapa tahun belakang, kerap disoroti kalangan penegak hukum. Di sejumlah kasus, bank tersebut kerap dijadikan bancakan korupsi  pemimpin daerah. Citra itu yang berusaha dihilangkan oleh Bank NTB bersama Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi (43).
 
TGB Muhammad Zainul Majdi
Zainul menceritakan awal mula proses perbaikan bank NTB 6 tahun lalu, atau ketika menjabat sebagai gubernur di periode pertama. Dia sudah mendengar berbagai kasus bank daerah yang rawan penyelewengan di berbagai wilayah lain. Karena itu, dia berusaha mencari orang-orang  terbaik untuk menempati posisi kunci di bank tersebut. Zainul kemudian menemui Agus Martowardojo, yang saat itu menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri, dan sejumlah jajaran petinggi bank pemerintah lainnya.Zainul meminta agar mereka mengajukan orang yang terbaik untuk memimpin Bank NTB.

"Dulu itu bank daerah sempat dianggap bank bancakan kepala daerah. Ini harus berhenti dan cut off dan diputus," terang Zainul. "Menurut mereka (Agus Marto dan petinggi bank lain), baru pertama ada kepala daerah yang minta resources kepada kami," sambungnya. Akhirnya, didapatlah seorang direktur utama bernama Komari Subakir. Pria yang pernah berkarier di Bank Bumi Daya dan Bank Mandiri tersebut didatangkan ke Mataram. Namun ternyata, sempat terjadi penolakan. Zainul sempat jadi bahan pembicaraan karena tak merekrut putra daerah dan sebagainya. "Tapi saya tutup telinga. Untuk hal-hal tertentu kita harus berani bertransformasi," tambahnya. Komari pun sempat bolak balik berkonsultasi dengan Zainul di awal-awal waktunya bertugas. Bahkan sempat menanyakan, apakah harus berhenti atau terus bekerja. Namun Zainul memintanya tetap semangat. "Saya bilang selama Anda berbuat baik, niatnya baik dan profesional saya akan back up," kata Gubernur yang mendapat gelar S1, S2 dan S3 di Universitas Al Azhar Mesir ini. Hasilnya, tentu saja positif. Di tangan Komari, Bank NTB masuk dalam jajaran bank daerah yang diperhitungkan di Indonesia, bahkan sempat menjadi bahan acuan bagi bank lainnya. "Padahal skala modalnya kecil, itu menunjukkan bahwa Bank NTB satu transformasi bank daerah yang baik," imbuh Zainul.

Komari juga sempat menceritakan pencapaiannya selama enam tahun terakhir. Sejak tahun 2010 sampai tahun 2015 asetnya terus bertambah. Di tahun 2010 nilainya Rp 2,7 triliun, lalu pada 30 Juni 2015 mencapai Rp 7,3 triliun. Kredit yang diberikan pun terus bertambah. Pada  tahun 2010 angkanya sekitar Rp 2 triliun, lalu pada tahun 2015 Rp 4,36 triliun. Modal inti bank di tahun 2010 Rp 328 miliar, kini sudah mencapai Rp 800 miliar.

Komari Subakir


"Kami terus berusaha membantu pemerintah daerah sebagai pemegang saham untuk meningkatkan pembangunan di daerah," kata Komari yang sudah bertugas selama 6 tahun tersebut. Produk-produk Bank NTB pun terus meningkat. Mereka sedang mengembangkan program kartu kredit bersama Bank Mandiri. Lalu sudah bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk penyaluran kredit rumah bagi PNS dan masyarakat dengan pendapatan rendah. Nama programnya Satu Juta Rumah.
"Menjadi target kami untuk memenuhi rumah bagi PNS," kata pria asal Jember ini.

Kinerja Bank NTB juga mendapat penghargaan dari Tempo  dan Indonesia Banking School. Bank tersebut didaulat sebagai The Most Reliable Bank kategori BPD pada tahun 2015. Bank NTB juga terpilih sebagai The Most Efficient Bank mengalahkan Bank Sulteng, Bank Bengkulu, Bank Sultra, dan Bank Jambi. Ke depan, Komari sudah merencanakan program-program besar untuk Bank NTB. Dia bertekad menjadikan bank daerah semakin bermanfaat bagi masyarakat NTB dan jauh dari citra negatif.


#detikfinance

Senin, 07 Maret 2016

SUKARNO DAN WANITA (2) - Fatmawati

Di luar kisah dan intrik yang terjadi pada Sukarno dalam perjalanan politiknya, sang presiden juga punya petulangan cinta yang seru untuk diikuti. Tidak tanggung-tanggung, Sukarno punya sembilan orang wanita yang ia persunting sebagai istri. Kharisma dan serta rayuan-rayuan mautnya sukses membuat wanita-wanita ini jatuh hati kepada sosok Sukarno. Mereka pun ikut mewarnai kehidupan Sukarno, baik secara personal, maupun secara politis.

Periode antara 1935-1940 banyak hal penting terjadi dalam rangka perjuangan kemerdekaan Indonesia. Founding fathers Indonesia, Mohammad Hatta dan Sutan  Sjahrir “dipindahkan” ke Belanda, Petisi Soetarjo dicanangkan, dan Sukarno yang sedang dalam masa penahanan Belanda diasingkan ke Bengkulu. Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati, yang kelak kita kenal sebagai Ibu Negara Indonesia yang pertama. Pertemuan pertama kali Sukarno dengan Fatmawati terjadi saat Sukarno mengajar di organisasi Muhammadiyah setempat. Fatmawati sendiri adalah salah satu muridnya.

Fatmawati merupakan putri dari tokoh Muhammadiyah setempat, Hasan Din. Pada awal pertemuannya Sukarno masih berstatus sebagai suami dari Inggit Garnasih yang mengikuti Sukarno ke pembuangannya di Bengkulu. Kedekatan antara Inggit dan Fatmawati membuat Fatmawati ditawari untuk tinggal bersama dengan keluarganya. Dari situlah kedekatan antara Sukarno dan Fatmawati semakin berkembang dan menimbulkan percikan cinta diantara mereka. Inggit yang tak bersedia untuk dipoligami dengan terpaksa diceraikan oleh Sukarno dan kembali ke Bandung.Tahun 1943, Sukarno yang sudah berkepala empat menikahi Fatmawati yang baru berusia 20 tahun. Dari pernikahan ini jugalah akhirnya Sukarno mendapatkan buah hati pertamanya, karena dari dua perkawinan sebelumnya, Sukarno tidak memiliki anak kandung (Sukarno dan Inggit mengangkat anak, Ratna Djuami dan Kartika). Guntur Sukarno lahir tahun 1944, satu tahun sebelum kemerdekaan Indonesia tercapai. Tahun 1945 Perang Dunia sudah hampir mencapai akhirnya, kekalahan Jepang di berbagai medan pertempuran semakin mengobarkan semangat Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 kegaduhan terjadi diluar rumah Sukarno, para pemuda yang sudah “membawa” Moh. Hatta dan Soetan Sjahrir berteriak-teriak memanggil nama Sukarno. Peristiwa ini dikemudian hari kita kenal dengan nama peristiwa Rengasdengklok. Peristiwa ini adalah salah satu momentum kemerdekaan Indonesia. Bendera yang sudah dijahit tangan oleh Fatmawati diserahkan untuk kemudian dikibarkan oleh para pemuda di Rengasdengklok sebagai persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia keesokan harinya.


Setelah kemerdekaan Indonesia, ternyata kehidupan Fatmawati sebagai Ibu Negara masih jauh dari kata tenang. Agresi Militer Belanda datang lagi, Fatmawati yang di Yogyakarta harus berpisah dengan Sukarno yang diasingkan di Pulau Bangka. Disaat itulah Fatmawati melahirkan putri pertamanya, Megawati Sukarno Putri yang di kemudian hari akan kita kenal sebagai Presiden Indonesia yang keempat. Setelah kelahiran Megawati, beliau dikarunia berturut-turut dua putri lagi yaitu, Rachmawati dan Sukmawati. Baru setelah itu pada tahun 1952, anak bungsu Sukarno dan Fatmawati lahir yang diberi nama Guruh Sukarno Putra. Setelah kelahiran Guruh ini hubungan Fatmawati dan Sukarno bagai terjun ke jurang. Sukarno yang saat itu jatuh hati terhadap Hartini ditolak permintaannya untuk menikah lagi oleh Fatmawati. Meskipun akhirnya Fatmawati bersedia untuk mengijinkan Sukarno menikah lagi dengan Hartini, Fatmawati memilih untuk keluar dari Istana Negara meskipun anak-anaknya tetap hidup di Istana. 


(Jasmerah #001) 






TERNATE – Pusat Perdagangan Rempah Masa Lalu


Perjalanan ke Ternate berarti mengunjungi sisa-sisa perdagangan rempah-rempah yang berkembang pesat di masa lalu, melihat keindahan vulkanik saat ini

Gunung Gamalama

Terletak di Maluku Utara di sebelah Halmahera, Ternate dikenal dengan panorama masjid tepi pantainya yang menakjubkan dan karakteristik geografisnya yang didominasi gunung berapi Gamalama. Kepulauan ini pernah menjadi satu-satunya produsen utama di dunia untuk cengkeh, komoditas yang membuat sultan mereka menjadi pemimpin terkaya dan paling kuat di wilayah Indonesia, dan sampai sekarang perkebunan cengkeh dan pala masih berbaris di pinggir jalan dan menambah pesona pulau vulkanik ini.

Ternate berada di sisi barat-tengah Pulau Halmahera (juga disebut Gilolo, atau Jailolo), pulau luas dan terbesar di kepulauan Maluku. Ternate merupakan tujuan menarik bagi wisatawan untuk melihat keindahan teluk dan pulau-pulau vulkanik di sekitarnya yang semakin menambah keelokan geografisnya. Dan karena pariwisata Ternate baru berkembang, daerah ini relatif masih sepi.

Anda dapat menyewa kendaraan dengan pengemudi lokal untuk melihat situs-situs di sepanjang jalan yang mengelilingi pulau yang berbentuk seperti huruf ‘k’ ini. Anda bisa mulai dari benteng Belanda kuno, Benteng Kalamata, yang memiliki peran penting dalam sejarah perdagangan rempah-rempah, dibangun pertama kali oleh Portugis tahun 1504, dan dibangun ulang oleh Belanda pada 1610. Benteng ini terletak tepat di atas laut menghadap Pulau Tidore (gambar benteng ini terdapat pada uang kertas pecahan Rp1.000). dan penunjuk di bagian depan memberikan gambaran mengenai situs tersebut. Benteng ini dirancang menyerupai empat arah kompas, dengan empat tembok pertahanan (bastion) di setiap titik yang menyuguhkan pemandangan indah Tidore dan Gunung Kie Matubu. Benteng-benteng lainnya yang bisa dikunjungi antara lain, Benteng Oranye dan Benteng Tolukko.

 


Sebagai Ibu Kota Provinsi Maluku Utara, Ternate memiliki populasi sekitar 200.000 penduduk, atau dua-pertiga dari jumlah penduduk di kepulauan tersebut. Jadi bagi Anda yang ingin berbelanja, kawasan perdagangan adalah tempat yang menarik untuk dijelajahi. Pedagang perhiasan berjualan bersama dengan pedagang pakaian, elektronik, suvenir dan toko musik. Banyak juga terdapat warung makanan serta sejumlah restoran berkualitas yang menawarkan hidangan khas Indonesia. Warung-warung di pelabuhan Dufa-Dufa menawarkan hidangan lezat dengan gaya Ternate yang unik. Sementara, restoran-restoran kelas atas kebanyakan terletak di luar kota, yakni di Terau dan Ngade.




Ternate dahulu adalah rumah bagi ahli biologi terkenal Alfred Russell Wallace. Wallace dikenal karena perannya bersama Charles Darwin dalam penemuan evolusi melalui seleksi alam. Bekas rumahnya yang memiliki teras gantung di jantung Ternate adalah tempat menarik untuk dikunjungi dan dekat dengan kawasan perbelanjaan.

Lanskap vulkanik Ternate memberikan pulau itu tanah yang subur dan pantai dengan pasir hitam berkilau. Jika Anda keluar dari kota dan melewati bandara, Anda akan menemukan Batu Angus, aliran lava yang layak dijelajahi. Berbatu namun cukup bersih berkat upaya kelompok-kelompok mahasiswa lokal, aliran lava ini mengalir tepat ke laut. Tanaman-tanaman kecil mulai tumbuh di sekitar aliran yang dihasilkan dari letusan besar Gunung Gamalama yang terjadi mulai tahun 1980-an.

Salah satu tempat yang patut disinggahi dalam perjalanan ini adalah Pantai Sulamadaha. Di kawasan pantai utamanya terdapat warung warung yang menyajikan makanan, terutama mie dan minuman dingin. Suasana di sini santai dan pantainya populer di kalangan penduduk setempat. Pengunjung juga bisa bertualang dan berjalan di sepanjang jalanan berbatu untuk menuju tempat berenang dan snorkelling yang indah.

Jauh di bawah jalan terdapat danau kawah Tolire, yang disebut-sebut memiliki buaya-buaya ajaib. Di kawah yang dalam ini angin bergulung di dinding kawah dan konon jika Anda melempar batu ke arah danau, angin akan membawa batu kembali ke dinding kawah. Tak heran, banyak penjual batu di tempat ini.



Kunjungi juga lereng pulau yang ditumbuhi rempah-rempah. Kayu manis, cengkeh dan vanili serta pala dapat ditemukan di sini. Rempah-rempah yang baru dipetik menghasilkan aroma yang luar biasa dan harganya benar-benar murah bagi pencinta rempah-rempah.

Di seberang selat, pulau-pulau terbentang di kejauhan. Di sini terdapat banyak pantai pasir lava hitam yang menawarkan lokasi scuba diving yang menarik. Penyelam wajib singgah di beberapa pulau di dekatnya, termasuk gunung bawah laut di Teluk Jailolo yang tidak jauh dari Ternate. Lokasi ini kaya akan terumbu karang dan menjadi rumah bagi gerombolan ikan sweeper tembaga. Terumbu miring di daerah yang sama dihuni ikan-ikan giru atau ikan badut, dan Anda dapat melihat ikan-ikan blenny bertelur pada tunicata biru.



Kota Ternate merupakan basis kegiatan komersial di kawasan itu dengan pusat bisnis, jaringan transportasi dan jasa pariwisata. Sebaliknya, tepat di seberang selat, Tidore yang subur baru sedikit dikembangkan dan masih dihiasi desa-desa kecil. Anda dapat menyeberang dengan feri ke Tidore dan naik ojek untuk mengelilingi bukit-bukit dan lembah serta pantainya.

Gunung Gamalama akan terus membayangi kota yang ramai ini. Pancaran merah saat matahari terbenam menciptakan pemandangan yang sangat indah. Dari sejarah perdagangan rempah-rempah sampai pendakian di ladang rempah-rempah hari ini, Ternate menjadi tempat istimewa untuk dikunjungi di kesultanan Maluku yang bersejarah ini.


#Visindo Agensi Tama

Link Banner

PERBANKAN

REVIEW

KASUS BISNIS

HALAL CORNER

KAJIAN MUSLIM

RENUNGAN

SEJARAH NUSANTARA

SEJARAH INDONESIA

SEJARAH DUNIA

EDITORIAL

DESTINASI INDONESIA

DESTINASI MANCANEGARA